Lafadz Harian


Assalamu `alaikum Wr. Wb.
Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil
Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d


KOLEKSI LAFADZ.



Jangan Sakiti Saudaramu

movingfunnypenguins

_____________________________________________________________________________________
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahirrahmanirrahim)
Kata Bismillah yang maknanya menunjukkan asma yang agung yang berarti "Dengan menyebut asma Allah".
Dengan di ikuti kata selanjutnya Rahman dan Rahim yang berarti merujuk kepada sifat-sifat Allah Yang Maha Pengasih dan Yang Maha Penyayang.
Sehingga arti lengkapnya "Bismillahirrahmanirrahim" Adalah "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

لا إله إلا الله
(Laa ilaha illallah)
“tiada Tuhan selain Allah”
"Tidak ada sesembahan yang berhak dan patut disembah melainkan Allah semata.
Ketahuilah, pemahaman yang benar tentang kalimat laa ilaaha illallah tergantung pada benarnya pemahaman kita terhadap asal kalimat ini yaitu dari sisi bahasa Arab. http://abufasih2012.blogspot.com/2012/09/memahami-la-ilaha-illallah.html
Dinamakan dengan kalimat tauhid karena dengan kalimat ini orang yang mengucapkannya dianggap sebagai seorang muslim yang bertauhid kepada Allah selama dia tidak melakukan hal-hal yang bisa membatalkan ketauhidannya.

اَللّهُ اَكْبَرُ
(Allahu Akbar)
Allahu akbar diartikan Allah Maha Besar

frase kata yang berarti Maha Besar dalam Al Qur’an bukan Akbar
Dalam Al Qur’an, ada 2 kata yang diartikan dengan Maha Besar
yaitu:
alkabiir (di antaranya dijumpai dalam 13:09 dan 40:12)
al’adhiim (di antaranya dijumpai dalam 69:52 dan 42:4)

bahwa arti akbaru atau akbar adalah lebih besar.
Jadi, Allahu Akbar berarti Allah Lebih Besar, bukan Allah Maha Besar
http://kajiantentangquran.blogspot.com/2009/04/penggunaan-allahu-akbar.html

Dalam shalat kita membaca takbir “Allahu akbar”, baik di awal takbiratulihram atau takbir selanjutnya.
Kata takbir berasal dari kata ‘kabbara-yukabbiru-takbiran, yang berarti mengagungkan Allah dengan membaca bacaan takbir “Allahu akbar”.

Lafal takbiratulihram dan takbir lainnya dalam shalat adalah dengan membaca “Allahu akbar”. Bacaan ini sifatnya adalah tauqifi. Artinya, harus berdasarkan ajaran Rasulullah saw bukan hasil dari ijtihad akal.
http://www.islamnyamuslim.com/2013/11/rahasia-dibalik-kata-allahu-akbar.html

Menurut saya belajar keislam harus dengan keimanan bukan dengan ke aminan.seseorang.


_____________________________________________________________________________________
Dua kalimat syahadat
اَشْهَدُاَنْالَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَاَثْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا رَسٌؤلُ اللهِ
“Asyhadu an Laa Ilaaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah.”
Artinya Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.
Syahadat sering disebut dengan Syahadatain karena terdiri dari 2 kalimat (Dalam bahasa arab Syahadatain berarti 2 kalimat Syahadat).
Kedua kalimat syahadat itu adalah:
أَشْهَدُ ألا إله الا الله
Asyhadu an Laa Ilaaha Illallah artinya : Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah
و أشْهَدُ ان مُحَمدا رَسُوْل الله
Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah artinya:,dan Muhammad adalah utusan Allah.

berdasarkan 2 kalimat yang terdapat dalam syahadatain, menunjukkan tentang 2 makna, yaitu:
Pengakuan ketauhidan (Syahadat Tauhid).
Artinya,
Seorang muslim hanya boleh mengakui dan menyembah satu Tuhan, yaitu Allah (Makna Keesaan Tuhan: mengesakan Allah).
Bukti Persaksian Syahadat Tauhid yaitu dengan tidak menyekutukan Allah dalam setiap perbuatan, amal ibadah, niat (i`tikad), dll (Poleteisme, berbuat syirik).

Artinya, seorang muslim wajib mempercayai semua hal yg disampaikan / datang dari Rasulullah.
Bukti Persaksian Syahadat Rasul seperti:
mengikuti sunnah Rasulullah, menerima hadis Nabi Muhammad sebagai panduan wajib umat Islam.

Salawat atas Nabi Muhammad SAW
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allahumma salli'ala muhammadin wa'ala ali muhammadin kamasollaita'ala ibrahim. Wabarik'ala muhammadin wa'ala alimuhammadin kamabarakta'ala ibrahima fil'alamin. innaka hamidunmajid.

Artinya: "Ya Allah, wahai Tuhanku muliakan oleh-Mu akan Muhammad dan akan keluargaya sebagaimana Engkau memuliakan keluarga Ibrahim dan berilah berkat olehmu kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim, bahwasanya Engkau sangat terpuji lagi sangat mulia diserata alam."


_____________________________________________________________________________________
سُبْحَانَ اللّهُ
Subhanallah:
Mahasuci Allah

سُبْحَانَ اللَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ لاَ اِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَ اللَّهُ أَكْبَرُ
(Subhanallah walhamdulillah wala ila ha illauloh Allahu akbar)
(Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan Allah Maha Besar)”


Ungkapan dzikir atau kalimah thayyibah “Subhanallah” sering tertukar dengan ungkapan “Masya Allah”. Ucapkan “Masya Allah” kalau kita merasa kagum. Ucapkan “Subhanallah” jika melihat keburukan.

Selama ini kaum Muslim sering “salah kaprah” dalam mengucapkan Subhanallah (Mahasuci Allah), tertukar dengan ungkapan Masya Allah (Itu terjadi atas kehendak Allah). Kalau kita takjub, kagum, atau mendengar hal baik dan melihat hal indah, biasanya kita mengatakan Subhanallah. Padahal, seharusnya kita mengucapkan Masya Allah yang bermakna “Hal itu terjadi atas kehendak Allah”.

Ungkapan Subhanallah tepatnya digunakan untuk mengungkapkan “ketidak setujuan atas sesuatu”. Misalnya, begitu mendengar ada keburukan, kejahatan, atau kemaksiatan, kita katakan Subhanallah (Mahasuci Allah dari keburukan demikian).

Ucapan Subhanallah

Saat mendengar atau melihat hal buruk/jelek, ucapkan Subhanallah sebagai penegasan: “Allah Mahasuci dari keburukan tersebut”.

Masya Allah diucapkan bila seseorang melihat yang indah, indah karena keindahan atas kuasa dan kehendak Allah Ta’ala. Lalu, apakah kita berdosa karena mengucapkan Subhanallah, padahal seharusnya Masya Allah dan sebaliknya? Insyaa Allah tidak. Allah Maha Mengerti maksud perkataan hamba-Nya. Hanya saja, setelah tahu, mari kita ungkapkan dengan tepat antara Subhanallah dan Masya Allah. Wallahu a’lam bish-shawabi.

مَاشَآءَاللّهُ
Masya Allah:
Itu terjadi atas kehendak Allah
Ucapan Masya Allah
Masya Allah artinya “Allah telah berkehendak akan hal itu”. Ungkapan kekaguman kepada Allah dan ciptaan-Nya yang indah lagi baik. Menyatakan “semua itu terjadi atas kehendak Allah”.

Masya Allah diucapkan bila seseorang melihat hal yang baik dan indah. Ekspresi penghargaan sekaligus pengingat bahwa semua itu bisa terjadi hanya karena kehendak-Nya. - See more at: http://www.arrahmah.com/kajian-islam/ungkapan-kalimah-thayyibah-subhanallah-sering-tertukar-dengan-ungkapan-masya-allah.html#sthash.AgxVyXLf.dpuf

“Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu, ‘Maasya Allah laa quwwata illa billah‘ (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan?” (QS. Al-Kahfi: 39).


_____________________________________________________________________________________
اَلْحَمْدُلِلّهِ
(Alhamdulillah)
الْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن
(Alhamdu lillahi rabbil ‘alamin)
Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam

Alhamdu = pujian terhadap suatu kebaikan yang didasari oleh ikhtiar.
Makna Robbul’ alamin
• Rabb = Pemilik yang mengatur urusan hambaNya .
• Al-‘Alamin= apa yang diketahui, berarti alam manusia dan jin dan kelompok-kelompok mereka 17. 80 dan 3: 42] .

"Alhamdulillah wasysyukurillah"
(Segala puji dan Syukur bagi Mu ya Allah)
syukur = berterima kasih..........!!!!!

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Alhamdulillahirabbil ‘alamin:
“Segala puji bagi Allah yg menguasai seluruh alam.”
"Rabba-yarubbu" yg bermakna aslahahu, tawallaa amrahu, sasa-ahuu, wa qaama ‘alaihi, wa ra’aahu, yang artinya masing-masing adalah memperbaiki, mengurus, memimpin, menjaga dan memeliharanya (atau mendidik).
“‘Alamin“ Kata ‘alamin adalah bentuk jamak dari ‘alam atau alam, artinya bahwa seluruh jenis alam yang ada, Sehingga kalimat “Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin” mempunyai arti bahwa Segala pujian hanyalah kepunyaan Allah, Yang Maha Pemelihara, Penjaga dan Pengurus segala jenis alam.
Mengapa Sebagai bentuk syukur atau terimakasih atas segala kenikmatan yang telah diterima, sedang diterima, dan yang akan diterima ?.
Karena Manusia adalah satu-satunya mahluk yang ada di seluruh alam yang diberikan kelebihan khusus,

Berikut di bawah ini adalah arti definisi dari bacaan-bacaan zikir tasbih (Subhanallah) , tahmid (Alhamdulillah) , takbir (Allahuakbar) , tahlil (Laa ilaha Illallah) , istighfar (Astaghfirullah hal adzim) , dan lain sebagainya dalam ajaran agama Islam.

Bacaan-bacaan di bawah ini ringan untuk dilakukan, akan tetapi berat timbangan amal yang kita dapatkan.

- Arti "Subhanallah" : artinya adalah "Maha Suci Allah" (Tasbih)

- Arti "Alhamdulillah" : artinya adalah "Segala Puji Bagi Allah" (Tahmid)

- Arti "Allahuakbar" : artinya adalah "Maha Besar Allah" (Takbir)

- Arti "Laa ilaha Illallah" : artinya adalah "Tiada Tuhan Selain Allah" (Tahlil)

- Arti "Audzubillah himinasyaitonirrajim" : artinya adalah "Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk"

- Arti "Naudzubillah himinasyaitonirrajim" : artinya adalah "Kami berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk"

- Arti "Astaghfirullah hal adzim" : artinya adalah "Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung" (Istighfar)

- Arti "Nastaghfirullah hal adzim" : artinya adalah "Kami mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung" (Istighfar Jamak)


_____________________________________________________________________________________
آمِّينَ
(aamiin)
Yang amanah, yang dipercayai, pemegang amanat
Amin itu kependekan dari amin ya robbal alamin artinya Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
اَمِين يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن
(Amin Ya Rabbal ‘Alamin)

Aamiin”. Di kehidupan sehari-hari, seperti contoh kecil di dalam pesan singkat (Short Message Service), kita seringkali menjumpai tulisan “Aamiin”. Kata Aamiin diucapkan ketika kita mendengarkan do’a orang lain. Dimana kata tersebut bermakna sebuah permintaan kepada Allah semoga do’a yang diucapkan tersebut diijabbah oleh Allah.
Membaca aamiin adalah dengan memanjangkan a (alif) dan memanjangkan min, apabila tidak demikian akan menimbulkan arti lain.

dalam Bahasa Arab ada empat perbedaan kata “Aamiin” yaitu:
1. Amin (alif dan mim sama-sama pendek), artinya Aman, Tentram
2. Aamin (alif panjang & mim pendek), artinya Meminta Perlindungan Keamanan
3. Amiin (alif pendek & mim panjang), artinya Jujur Terpercaya
4. Aamiin (alif & mim sama-sama panjang), artinya Ya Allah, Kabulkanlah Do’a Kami


“Tidaklah dengki orang-orang Yahudi kepada kalian (orang Islam), sedengki mereka terhadap ucapan salam dan pembacaan amin di belakang imam” (HR. Ahmad).

Saat kita berdoa sehari-hari pasti diakhiri dengan kata "Amin", meskipun kita berdoa secara berjamaah. Orang Yahudi, Katolik dan Kristen juga mengakhiri doanya dengan "amin atau amen". Sedangkan "amin atau amen" pada agama Yahudi, Katolik dan kristen berasal dari bahasa Ibrani yang artinya benar atau pasti. Dengan mengucapkan kata amin pada akhir doa, mereka turut serta membenarkan doa yang telah dibaca.

Dalam bahasa Arab kata "amin" seakar dengan kata amanah, yang artinya dapat dipercaya seperti Rasulullah disaat jaman jahiliyah masyarakat Quraish memberi julukan kepada beliau "Al Amin" yang artinya dapat dipercaya. Apabila kita membaca panjang huruf A nya dan Mim nya maka kita sama dengan menutup doa yang dibacakan yang artinya " Wahai Tuhan kami, kabulkanlah doa tersebut ". Begitu pentingnya kata "amin" maka Rasulullah bersabda : " Apabila Imam membaca amin, maka ucapkanlah amin. Barang siapa yang membaca amin bertepatan dengan amin-nya Malaikat, maka ia dilindungi dari dosa-dosa yang telah dilakukannya" [ HR. Bukhari-Muslim]


_____________________________________________________________________________________
Lafadz Istighfar
اَسْتَغْفِرُ اَللّهَ
(Astaghfirullah)
اَسْتَغْفِرُ اَللّهَ الْعَظِیْمَ
(Astaghfirullah hal adzim)
"Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung
استغفرالله العظيم انه كان غفارا
(ASTAGHFIRULOH HAL ADZIM INNAHU KAANA GHOFARARO)
Artinya : aku memohon pengampunan Mu ya Alloh dzat yang maha agung ,sungguh engkau dzat yang maha pemberi pengampunan.
Fadilahnya : istighfar ini jauh lebih utama karena ditambah kalimat innahu kaana ghofaro.Berkata para ulama salaf barang siapa membaca kalimat ASTAGHFIRULOH HAL ADZIM INNAHU KAANA GHOFARARO maka Alloh akan memberikan barokah kepada ilmunya ,rizkinya ,dan barokah terhadap anak-anaknya istighfar ini sebaiknya di baca sebanyak 70 kali setiap hari (kitab : Darul mantsur)
http://rahasiadzikir.blogspot.com/2009/03/astaghfiruloh-hal-adzim-innahu-kaana.html

Astaghfirullahal ‘Adzim al-Ladzii Laailaaha Illa Huwal Hayyul Qayyuumu wa Atuubu Ilaih.
(Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Memelihara (kehidupan), dan aku bertobat kepada-Nya).” (HR. at-Tirmidzi).
"Sesiapa mengucapkan astaghfirullah hal 'azim al lazi laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum wa atubu ilaih, akan diampuni dosa-dosanya, walaupun dia pernah lari dari medan peperangan". (HR Al Hakim)

Allahumma inni 'a'u zubika min fitnatil masi khid dajjal -
Ya ALLAH, aku mohon perlindungan MU dari pada fitnah Dajjal..
_____________________________________________________________________________
Kalimat tawakal:
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّتَ اِلاَّبِاللّهِ
laa haula wa laa quwwata illa billah
Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.
يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ . فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ
“Wahai ‘Abdullah bin Qois, katakanlah ‘Laa Hawla wa Laa Quwwata illa Billaah’, karena ia merupakan simpanan pahala berharga di surga” (HR. Bukhari no. 7386)


Kalimat ta’awudz :
أَعُوْذُ بِا للّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
A’udzubillahi minas syaitonirrajim
"Aku memohon perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk"
Membaca Isti’adzah atau Ta’awudz, yaitu bacaan (أَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ) hukumnya sunnah, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam AlQuran Surah An Nahl ayat 98 yaitu :
BacaanTa’awudz macam lainnya:
أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ
A-’uudzu bil-laahis samii-’il ‘a-lii-mi minas syai-thaa-nir ra-jiim min hamzi-hii wa naf-khi-hii wa naf-tsih (HR. Turmudzi dan disahihkan Al Albani).

اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ
(insya Allah)

penulisan dalam bahasa Arab
إِنْ شَاءَ اللَّهُ
WAJIB ditulis terpisah antara huruf nun & syin-nya.
Arti harfiahnya sebagai berikut:
إِنْ = (in= jika)
شَاءَ = (syaa-a= menghendaki)
الله = (Allahu= Allah)
Jika Allah menghendaki.

Sedangkan kata
إِنْشَاء = (dengan nun + syin menyambung) berarti "membuat".
إنشاء = (menciptakan/membuat)
beda dengan
إن شاء = (bila menghendaki)

Huruf "sh" dalam literasi bahasa Indonesia digunakan untuk huruf shad (ص), bukan syin (ش).
Sementara dalam transliterasi Arab-Inggris berlaku, huruf "sh" adalah untuk huruf syin (ش), sedangkan huruf shad (ص) menggunakan "s" dengan titik di bawahnya.

jadi kalo kita nulis pake “InsyaAllah”, atau “In Syaa Allah”, atau “In Shaa Allah” bacanya sama aja dan artinya sama aja, yaitu “bila Allah menghendaki”, jadi nggak ada arti lainnya
yang paling bagus, ya udah, nulis dan ngomong pake bahasa Arab aja sekalian, lebih aman hehe..
(tapi yang nulis pun bakal kesulitan hehehe..)

WAJIB memisahkan huruf nun & syin jika dituliskan dalam huruf Arab:
إِنْ شَاءَ اللَّهُ
إن شاء الله

bila
إن شاء الله .... dibacanya “InsyaAllahu” (bila Allah menghendaki)
bila
إنشاء الله .... dibacanya “Insyaullahi” (menciptakan Allah)

Ini perihal mengenai bahasa, bukan keyakinan. 'Toh' Islam adalah agama yang mudah, tidak mempersulit kan?
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
“...Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu...” (QS. Al-Baqarah: 185)

(والله أعلمُ)
(Wallahu a'lam)
adalah ungkapan yang biasa ditulis di akhir sebuah tulisan keagamaan (Islam).
Arti wallahu a'lam adalah "Dan Allah Yang Lebih Tahu (Mahatahu)"
والله أعلمُ بالـصـواب
(wallahu a’lam bish-showab)
yang berarti “Dan Allah Mahatahu yang benar/yang sebenarnya”.
Shawab= benar/kebenaran.

Hati-hati Penulisan yang benar,
jika yang dimaksud “Dan Allah Maha tahu” adalah Wallahu a’lam (tanda koma di atas [‘] setelah huruf “a” atau sebelum huruf “l”).
Tapi sangat sering kita jumpai penulisannya begini: Wallahu ‘alam (koma di atas [‘] sebelum huruf “a”).

Jelas, Wallahu a’lam dan Wallahu ‘alam berbeza makna.
Yang pertama (Wallahu a’lam) artinya “Dan Allah Mahatahu/Maha Mengetahui atau Lebih Tahu”.
Yang kedua (Wallahu ‘alam) artinya “Dan Allah itu alam”, bahkan tidak jelas apa arti ‘alam di situ? Kalau ‘alamin atau ‘aalamin, jelas artinya alam, seperti dalam bacaan hamdalah –alhamdulillahi robbil ‘alamin.

Jadi, kalau yang kita maksud itu “Dan Allah Maha tahu”, maka penulisan yang benar adalah Wallahu a’lam, bukan Wallahu ‘alam.

اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ
(innalillahi wa inna ilaihi raaji’uun)
"Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali."

Berdasarkan
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ
﴾وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٥
﴾الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعونَ ﴿١٥٦
Artinya : “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (QS. Al Baqoroh : 155 – 156)





_____________________________________________________________________________________
تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّ وَ مِنْكُمْ
(taqabalallahu minna wa minkum)
“semoga Allah menerima (ibadah) kami dan (ibadah) kalian.”

Lapadz تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّ وَ مِنْكُمْ (Taqabalallahu minna wa minkum) adalah sebuah ucapan yang mengandung arti saling mendo'akan antar sesama muslim di hari raya. Sebagaimana telah disebutkan dalam kitab Fathul Bari (2/446)

arti dari lapadz "Taqabalallahu minna wa minkum" adalah semoga Allah menerima aku dan kalian. Maksudnya menerima di sini adalah menerima segala amal dan ibadah kita di bulan Ramadhan.
تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ صِيَامَنَا وَ صِيَامَكُمْ
(Taqabalallahu minna wa minkum siyamanan wa siyamakum)

Dari Syu’bah bin Al-Hajjaj; beliau mengatakan, “Saya bertemu dengan Yunus bin Ubaid, dan saya sampaikan, ‘Taqabbalallahu minna wa minka.’ Kemudian beliau jawab dengan ucapan yang sama.” (HR. Ad-Daruquthni dalam Ad-Du’a)

”Selamat Idul Fitri”, kemudian dilanjutkan dengan ”minal aidin wal faizin” dan kemudian seakan-akan dibahasa indonesiakan menjadi ”mohon maaf lahir batin”.
Kapankah kebiasaan tersebut dimulai di negeri ini? Wallahu alam bishawab.
Coba lihat penerjemahan makna frase Minal Aidin Wal Faizin dalam bahasa Arab berikut:
Min, Artinya “termasuk”.
Al-aidin, Artinya”orang-orang yang kembali”
Wa, Artinya “dan”
Al-faidzin, Artinya “ menang”.
Jadi makna "Minal Aidin Wal Faizin" jika dipaksakan diterjemahkan kedalam kai'dah tatabahasa Arab - Indonesia yg benar adalah “Termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan ramadhan) sebagai orang yang menang”.

Pemahaman kita terhadap Bahasa Arab adalah pemahaman taklid atau meniru buta, tanpa pemahaman yang rasional
kalimat yang lengkap atau subyek/predikat/obyeknya.
Secara lengkap, kalimatnya adalah ”Ja alanallahu wa iyyakum minal aidzin wal faidzin”
yang artinya “semoga Allah menjadikan kami dan anda sebagai orang-orang yang kembali dan beruntung”.
Jadi, minal aidin wal faizin sendiri berarti dari orang-orang yang kembali dan beruntung.
Dengan demikian, frase itu minal aidin wal faizin tidak memiliki makna sama sekali dengan ungkapan permintaan maaf atau pun bermaaf-maafan.
Dalam Bahasa Arab, ungkapan permintaan maaf biasanya dinyatakan dengan pernyataan “afwan” yang artinya permintaan maaf yang tulus dan ikhlas. Kalau kurang puas dengan kata “afwan” yang dinilai kurang panjang, maka bolehlah ditambah dengan “afwan zahir wal bathin”.

Kalau demikian, apa ungkapan yang telah menjadi tuntunan Rasulullah semasa hidup beliau?
Nabi Muhammad SAW ternyata telah memberikan tuntunan agar ketika tiba di bulan Ramadhan kita mengucapkan “taqabbalallahu minna waminkum“, yang artinya “semoga Allah menerima amalan aku dan kamu“.
Kemudian menurut riwayat ucapan ini diberikan tambahkan oleh para sahabat dengan kata-kata “shiyamana wa shiyamakum“, yang artinya puasaku dan puasamu.
Dengan demikian secara lengkap kalimat tersebut menjadi “taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum” yang artinnya “semoga Allah menerima amalan saya dan kamu, amalan puasa saya dan kamu“.

Ucapan Idul Fitri:

تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ صِيَمَنَا وَ صِيَمَكُمْ كُلُّ عَامٍ وَ أَنْتُمْ بِخَيْرٍ
Taqabalallahu minna wa minkum shiyamana wa siyamakum, kullu amien wa antum bi khair
"Ramadhan Karim" artinya "bulan Ramadhan yang mulia" dan "Kullu ‘Aamin wa Antum bi khair" adalah ungkapan doa bermakna "Semoga kebaikan meliputi Anda sepanjang tahun" atau "Semoga Anda berada dalam kebaikan sepanjang tahun".
Kabarnya, ungkapan "Kullu ‘am wa Antum bi Khair" lebih populer di dunia Arab ketika Idul Fitri ketimbang ungkapan "Minal 'Aidin wal Faizin". Wallahu a'lam.*
تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ صِيَمَنَا وَ صِيَمَكُمْ وَجْعَلْنَا مِنَ الْعَائِدِين وَالْفَائِزِين
Taqabbalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum wa ja’alna minal ‘aidin wal faizin
Artinya, “Semoga Allah menerima amal-amal kami dan kamu, Puasa kami dan kamu. Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan Ramadhan) sebagai orang yang menang.”

Ucapan Terimakasih :
تَقَبَّلْ يَا كَرِيْمُ
(taqabal ya kariim)

Pada hari raya idul fitri mereka merayakan kemenangan dengan saling mengucapkan taqabballahu minna wa minkum (semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian) yang dibalas dengan ucapan taqabbal yaa kariim (terimalah ya Allah/Yang Maha Memberi)



_____________________________________________________________________________________
شكرا كثيرا
Syukron Katsiron
Terimakasih banyak
jawaban ucapan ”syukron” itu ”afwan”. Kata ”afwan” atau ”maaf” itu ringkasan dari “maaf, saya tidak bisa memberikan uang lebih dari itu”.
Yang melakukan hal tersebut sudah meninggalkan perkara yang lebih utama, yaitu mengatakan, “Jazaakallahu khairan (semoga ALLAH membalas kebaikanmu).”

Afwan
Afwan bisa memiliki dua Arti

1. Afwan bisa Artinya sama-sama
"Syukron" (Terimakasih) Jawabnya "Afwan" (Sama-sama)

2. Afwan bisa Berarti maaf
Contoh : "Afwan" (Maaf) baru bisa balas sekarang.

آفْوً جِدًّا
Afwan jidda
Maksudnya adalah “Mohon Maaf dengan Sangat.”
Kalimat ‘afwan jiddan tidak dikenal dalam bahasa Arab yang benar.
Secara kata perkata memang benar, namun secara penggunaan bahasa asalnya, kalimat tersebut bukanlah kalimat yang benar.
Kata ‘afwan itu sendiri sebenarnya sudah merupakan sebuah permintaan maaf yang sangat.
Jika dirinci, kata ‘afwan mempunyai kalimat lengkap Asta’fika yang artinya aku benar-benar minta maaf kepadamu.


Rasululah menganjurkan untuk mengucapkan terimakasih + Doa,

bentuk kata-katanya seperti dibawah ini :

"Jaza-Kallah Khairan Katsiiraa"
Jaza : Membalas
-Ka : Mu (Laki-laki)
-Ki : Mu (Wanita)
-Kum : Kalian (Laki & Perempuan)
Khairan : Kebaikan
Katsiira : banyak
جَزَاكَ اللّهُ
(Jazakallah)
untuk laki-laki:
ﺟَﺰَﺍﻙَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺧَﻴْﺮًﺍ
(Jaza-Kallah Khairan Katsiiraa)
Artinya : "Semoga Alloh Membelas-mu dengan kebaikan yang Banyak
جَزَاكِ اللّهُ
(Jazakillah)
untuk perempuan:
ﺟَﺰَﺍﻙِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺧَﻴْﺮًﺍ
Jazaakillahu khairan
(untuk wanita)
Kepada Kamu wanita (-Ki) :
"Jaza-Killah Khairan katsiiraa"
Artinya : "Semoga Alloh membalas-mu dengan kebaikan yang banyak"
جَزَاكُمُ اللّهُ
Jazakumullah:
ﺟَﺰَﺍﻛُﻢُ ﺍﻟﻠّﻪُ ﺧَﻴْﺮًﺍ
Jazaakumullahu khairan (jama’)
Kepada Kalian - laki atau Perempuan - (-Kum) :

Jaza-Kumullah Khairan Katsiiraa"
Artinya : "Semoga Alloh Membalas-kalian dgn kebaikan yg banyak"

Untuk lengkapnya setelah Jazakallah atau Jazakumullah
harus ada penyebutan dalam hal apa Allah akan membalasnya.
Jadi setelahJazakallah atau Jazakumullah perlu ada kalimat berikutnya sebagai penjelasan
yakni kalimat
(خَيْرًا كَثِيْرًا).
Khairan Katsiran)

Khairan artinya kebaikan, sedangkan Katsiran artinya banyak,jadi Khairan Katsiran artinya kebaikan yang banyak.

Sedangkan Ahsanal Jaza artinya balasan yang terbaik.
Jadi arti dari
(جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء)
Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza
adalah semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan kebaikan yang banyak
dan semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan balasan yang terbaik

Jawabannya :
"Amin Wa Iyyak"
Amin Semoga juga demikian Untukmu.

atau dijawab dengan ucapan yang sama :
"Jazakillah khairan Katsiiraa / Jazakallah Khairan Katsiiraa"

Apakah ada dalil bahwa membalasnya (ucapan jazakallohu khoiron)
adalah dengan ucapan “wa iyyakum”?
Beliau menjawab:
“Tidak ada dalilnya, namun sepantasnya dia juga mengatakan
“wa jazakallohu khoiron” (dan semoga Allah juga membalasmu dengan kebaikan),
yaitu didoakan sebagaimana dia mendoakan,

dan seandainya ia mengucapkan semisal “wa iyyakum” (mengikuti) atas ucapan “Jazakum”,
yakni ucapan “wa iyyakum” bermakna “sebagaimana kami mendapat kebaikan, semoga kalian juga”.

Akan tetapi jika ia membalasnya dengan ucapan
“antum jazakumulloh khoiron” dan mengucapkan dengan lafadz do’a tersebut,
tidak diragukan lagi bahwa ini lebih jelas dan lebih utama. Wallahu’alam

وَ اِيَّكُمْ
(wa iyyakum)
"waiyyak (dan kepadamu juga)" atau “waiyyakum (dan kepada kalian juga)”
Banyak orang yang sering mengucapkan "waiyyak (dan kepadamu juga)" atau “waiyyakum (dan kepada kalian juga)” ketika telah dido'akan atau mendapat kebaikan dari seseorang. Apakah ada sunnahnya mengucapkan seperti ini?
Lalu bagaimanakah ucapan yang sebenarnya ketika seseorang telah mendapat kebaikan dari orang lain misalnya ucapan "jazakallah khair atau barakalahu fiikum"?
Al-Allamah Asy-Syaikh Al-Muhaddits Abdul Muhsin Al-Abbad hafizhahullah Ta’ala ditanya: apakah ada dalil bahwa ketika membalasnya dengan mengucapkan “wa iyyakum” (dan kepadamu juga)?
Beliau menjawab:
“tidak ada dalilnya, sepantasnya dia juga mengatakan “jazakallahu khair” (semoga Allah membalasmu kebaikan pula), yaitu dido’akan sebagaimana dia berdo’a, meskipun perkataan seperti “wa iyyakum” sebagai athaf (mengikuti) ucapan “jazaakum”, yaitu ucapan “wa iyyakum” bermakna “sebagaimana kami mendapat kebaikan, juga kalian” ,namun jika dia mengatakan “jazakalallahu khair” dan menyebut do’a tersebut secara nash, tidak diragukan lagi bahwa hal ini lebih utama dan lebih afdhal.”

“Barangsiapa yang diberikan satu perbuatan kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan :
jazaakallahu khair (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan),
maka sungguh hal itu telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.”
(HR.At-Tirmidzi (2035), An-Nasaai dalam Al-kubra (6/53), Al-Maqdisi dalam Al-mukhtarah: 4/1321, Ibnu Hibban: 3413, Al-Bazzar dalam musnadnya:7/54. Hadits ini dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi)



_____________________________________________________________________________________
اَهْلاًوَسَهْلاً
(ahlan wa sahlan )
kata Ahlan wa sahlan dan  Marhaban
Keduanya sama-sama  diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kata selamat datang.
Ahlan wa sahlan
adalah ungkapan selamat datang yang menyiratkan  kepada tamunya bahwa  mereka (tamu tersebut) adalah bagian dari keluarga (tuan rumah) , Ahlan wa sahlan memiliki makna yang lebih dalam lagi dari sekadar mengucapkan selamat datang 
مَرْحَبًا يَا رَمَضَان
(Marhaban ya Ramadhan)
kata Ahlan wa sahlan dan Marhaban
Keduanya sama-sama diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kata selamat datang.
marhaban untuk mengungkapkan kegembiraan kedatangan  tamu yang sangat istimewa. Yang dalam penerimaannya disambut dengan penuh kelapangan dada
Dengan demikian Marhaban ya Ramadan mengandung arti bahwa kita menyambutnya dengan lapang dada, penuh kegembiraan; tidak dengan menggerutu dan menganggap kehadirannya tidak “mengganggu ketenangan” atau suasana nyaman kita.


_____________________________________________________________________________________
Barokallah

"Barokallah Fiik"

Barokallah : Semoga Alloh memberkahi
Fiik : Untuk mu
Fiikum : Untuk kalian

Jadi bisa Barokalloh Fiikum atau Barokalloh Fiik.

Jawabannya :
"Wa Fiik Barokalloh" : Dan Juga Keberkahan Alloh untuk kalian.

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
La Tahzan Innallaha Ma'ana*
Janganlah bersedih,sesungguhnya Allah bersama kita
Etimologi Maiyah

“Inna ma’iya rabbi”, tutur Musa, Nabi ‘alaihissalam, untuk meyakinkan ummatnya bahwa Allah ada bersamanya. Muhammad Rasulullah saw, juga menggunakan kata yang sama – di gua Tsur, tatkala dikejar-kejar pasukan musuh – untuk menghibur dan memelihara iman Abu Bakar, sahabat beliau, Sayyid kita radiallahu’anhu : “La takhaf wa la tahzan, innallaha ma’ana”. Jangan takut jangan sedih, Allah ada menyertai kita.

Jadi, asal usulnya dari ma’a. Artinya, dengan, bersama, beserta. Ma’iyatullah, kebersamaan dengan Allah. Ma’iyah itu kebersamaan. Ma’ana bersama kita. Ma’iya, bersamaku. Lantas kata-kata dan bunyi Arab itu ‘kesandung’ oleh lidah etnik kita menjadi Maiya, atau Maiyah, atau Maiyahan.

Sedikit argumentasi dengan kata kebersamaan. Mengenai Ibu Bapakmu, hal anak cucu para keponakan dan sanak famili, tentu kau ucapkan inna ma’iya, sesungguhnya (mereka) bersamaku. Bersamaku artinya bukan ke mana-mana ubyang-ubyung bareng, makan bareng, mandi bareng. Maknanya substansial, haqiqiyah. Kalau engkau bersamaku berarti engkau adalah bagian dari hatiku.

Engkau adalah salah satu serat-serat dari struktur perasaanku. Kalau engkau riang, aku gembira. Kalau engkau berduka, aku menderita. Kalau engkau isakiti, aku mengaduh. Kalau engkau disengsarakan, aku menangis. Kalau engkau ditimpa masalah, itu juga masalahku. Kalau engkau memerlukan, aku mengupayakan pemenuhan. Kalau engkau membutuhkan, aku mengusahakan keberesan. Engkau dan aku sayang menyayangi, kasih mengasihi, tolong menolong, bela membela satu sama lain.

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Innallaha Ma'ashabirin
artinya sesungguhnya Allah itu bersama orang yang sabar.


_____________________________________________________________________________________
lafadz takbiran
اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهُ اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، وَلِلّهِ الْحَمْدِ 

Ucapan Idul Fitri:
تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ صِيَمَنَا وَ صِيَمَكُمْ كُلُّ عَامٍ وَ أَنْتُمْ بِخَيْرٍ
Taqabalallahu minna wa minkum shiyamana wa siyamakum, kullu amien wa antum bi khair

تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ صِيَمَنَا وَ صِيَمَكُمْ وَجْعَلْنَا مِنَ الْعَائِدِين وَالْفَائِزِين
Taqabalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum wa ja’alna minal ‘aidin wal faizin


_____________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________
Alhamdulillahi robbil 'alamin. Allahumma sholli 'ala nabiyyina Muhammad, wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallam.


INDONESIA DAMAI
Informasi bagi surveyor dan pekerja proyek GSL.

http://gsl.name/
PROYEK KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar