Tajwid standard


_____________________________________________________________________________________
Perbedaan Hamzah washol dan Hamzah Qotho'.
Sumber Comotan :
http://maulanaainul.blogspot.com/2010/10/perbedaan-hamzah-washol-dan-hamzah.html
Diposkan oleh Aa Idham Challid di 21.00 Selasa, 26 Oktober 2010

Hamzah Washol 

adalah khuruf hamzah yang apabila berada paling awal, ia  dibaca dan berbunyi A, I dan U. Ketika ada ditengah, Hamzah washol tidak terbaca.

Hamzah Washol berada di dua tempat. Ia muncul sebagai tanda kata benda bersamaan dengan khuruf LAM, dan ia selalu dibaca “A”. Ia juga muncul sebagai tanda kata kerja perintah (fi’il amr), dan ia mungkin dibaca dengan bunyi  “I” atau  “U”.

Contoh berikut ini, mungkin akan memperjelas pemahaman tentang Hamzah Washol.
Khuruf yang ditampilkan dengan warna merah, itulah yang disebut dengan HAMZAH WASHOL.
Huruf yang ditampilkan dengan warna hijau disebut dengan ALIF.
Sedangkan khuruf ber warna biru disebut sebagai HAMZAH QOTHO ’.


Hamzah Qotho’

adalah khuruf hamzah yang selalu terbaca dengan bunyi A, I dan U.
Contoh berikut ini, mungkin akan memperjelas pemahaman tentang Hamzah Qotho’.
Khuruf yang ditampilkan dengan warna merah, itulah yang disebut dengan HAMZAH WASHOL .
Huruf yang ditampilkan dengan warna hijau disebut dengan ALIF.
Sedangkan khuruf ber warna biru disebut sebagai HAMZAH QOTHO’.


xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx





NUN Wiqoyah

Nun Wiqoyah adalah NUN tambahan (berbunyi “NI”) yang terjadi ketika TANWIN bertemu dengan hamzah washol .
Tambahan suara ‘NI’ berakibat bertambahnya 1 ketukan pada bunyi ‘NI’.
Berikut ini adalah contoh bacaan Nun Wiqoyah:



Cara Membaca Nun Wiqoyah


Cara membaca Nun Wiqoyah adalah sebagai berikut:



Pada ketukan ke-5 anda mengucapkan ‘WA’. Bunyi ‘N’  pada kata ‘LAHWAN’ bergeser ke posisi hamzah washol pada ketukan ke-6. Posisi Hamzah washol digantikan oleh NUN WIQOYAH. Nun Wiqoyah selalu berbunyi ‘NI’. Nun Wiqoyah mendapatkan hak 1 ketukan. Ketukan ke-6 berbunyi ‘NINF’ karena menghadapi bacaan Ikhfa Khaqiqi (khuruf Nun Sukun yang bertemu khuruf Fa).



Pada ketukan ke-3 anda mengucapkan ‘DU’. Bunyi ‘N’  pada kata ‘ADUN bergeser ke posisi hamzah washol pada ketukan ke-4. Posisi Hamzah washol digantikan oleh NUN WIQOYAH. Nun Wiqoyah selalu berbunyi ‘NI’. Nun Wiqoyah mendapatkan hak 1 ketukan. Ketukan ke-4 berbunyi ‘NIL’ karena menghadapi khuruf  Lam  Sukun.


xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


Sumber Comotan :
http://sayahafiz.com/index/4/56/Saktah.html

Keharusan membaca bunyi nun kasroh (Ni), ketika ada tanwin (fat-hah-tain, kasroh-tain, dommah-tain) bertemu hamzah washol.
Hal ini dipermudah pada mush-haf cetakan indonesia dengan memberi tanda huruf nun kecil, di bawah ayatnya. Namun tidak pada rosm Utsmani, karenanya hal ini harus diperhatikan.

Yakni terdapat dalam surah Al-Baqoroh, QS.2 ayat 180

كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَخَيْرًا الْوَصِيَّةُ...

Kata "khoiron" (ro bertanda dhommah-tain) bertemu dengan hamzah washol pada kata "al-Washiyyah", nah. ini bukan dibaca "Khoirol-Washiyyah", tapi menyelipkan bacaan "ni" diantara nya, jadi dibaca "Khoironil washiyyah".


xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى، كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ، لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا. وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ اْلإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا.
'Barangsiapa yang mengajak kepada suatu petunjuk, maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala-pahala mereka. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia memperoleh dosa semisal dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun dari dosa-dosa mereka.' [Shahih Muslim:2674]

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx



_____________________________________________________________________________________
Washol-Waqaf.

Washol (bersambung) atau Waqaf (berhenti)


Sumber Comotan :
http://ayahmahish.blogspot.com/2012/01/mengingat-kembali-istilah-istilah-waqaf.html
Diposkan oleh Aa Idham Challid
di 21.00 Selasa, 26 Oktober 2010

Mengingat kembali Istilah-istilah Waqaf dalam Al-Qur’an
Waqaf
menurut etimologi berarti berhenti/menahan. Menurut istilah tajwid berarti memutuskan suara di akhir kata untuk bernafas sejenak dengan niat meneruskan bacaan selanjutnya.
Kategori waqaf sendiri terdiri dari 7 macam,
yaitu Waqaf Lazim, Waqaf Jaiz, Waqaf Kafi, Waqaf Tasawi, Waqaf Hasan, Waqaf Muraqabah, dan Waqaf Mamnu’.

1. Waqaf Lazim

Waqaf Lazim (harus), yaitu berhenti diakhir kalimat sempurna.
Waqaf Lazim disebut juga Waqaf Taam (sempurna)karena waqaf terjadi setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya.
Adapun tanda waqof ini adalah tanda mim kecil ( م ) di atas huruf.
terletak di atas huruf. Sebagaimana contoh dibawah ini:



2. Waqaf Ja'iz

Waqaf Ja'iz (boleh), yaitu bacaan yang boleh washal (disambung) atau waqaf (berhenti).
Waqaf jenis ini terbagi dua bagian,
yaitu yang terkadang lebih baik disambung dan yang terkadang lebih baik menghentikan bacaan.

3. Waqaf Kafi

Waqaf Kafi (cukup), yaitu bacaan yang boleh dibaca washal (disambung) atau dibaca waqaf (berhenti),
tetapi jumhur ulama berpendapat bahwa waqaf (menghentikan bacaan) lebih baik daripada washal. Dinamakan kafi karena berhenti di tempat itu dianggap cukup, tidak membutuhkan kalimat sesudahnya, sebab secara lafal sudah tidak ada kaitannya. Adapun tanda waqaf kafi adalah (قلي).
Contoh ayat:



4. Waqaf Tasawi

Waqaf Tasawi (sama), yaitu tempat berhenti yang sama hukumnya antara waqaf (menghentikan bacaan) dan washal (melanjutkan bacaan).
Adapun tanda waqaf Tasawi adalah tanda jim kecil ( ج ) di atas huruf atau tanda ayat.



5. Waqaf Hasan

Waqaf Hasan (baik), yaitu bacaan yang boleh washal (bersambung) atau waqaf (berhenti),
akan tetapi washal lebih baik dari waqaf.
Dinamakan hasan (baik) karena berhenti di tempat itu lebih baik. Tanda waqaf ini adalah tanda ( صلي )di atas huruf atau tanda ayat.



6. Waqaf Muraqabah

Waqaf Muraqabah (terkontrol) yang disebut juga ta`anuqul-waqfi (waqaf bersilang),
yaitu terdapatnya dua tempat waqaf (tanda titik tiga di atas huruf) di lokasi yang berdekatan, jika bertemu tanda seperti ini maka hanya boleh berhenti pada salah satu tempat saja. Tandanya lihat contoh berikut:



7. Waqaf Mamnu’

Waqaf Mamnuk (terlarang), yaitu berhenti di tengah-tengah kalimat yang belum sempurna, yang dapat mengakibatkan perubahan arti karena mempunyai kaitan yang sangat erat --secara lafal dan makna-- dengan kalimat sesudahnya.
Oleh karena itu, apabila bertemu waqaf ini dilarang berhenti. Adapun tandanya adalah tanda lam alif kecil ( لا ) di atas huruf atau tanda ayat.



Wallahu a'lam
Sumber Khat:
Khat Tajwid standard warna, Kementerian Agama RI Tahun 2011, standard Khas Syaamil Al-Qur'an



INDONESIA DAMAI
Informasi bagi surveyor dan pekerja proyek GSL.

http://gsl.name/
PROYEK KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar